SAMPIT ( Kota Waringin Timur)
Sampit sebagai Ibukota Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan salah
satu kota terpenting di Provinsi kalimantan Tengah. Di samping karena
secara ekonomis merupakan daerah kabupaten yang relatif maju juga karena
terletak di posisi yang strategis. Dilihat dari peta regional
Kalimantan Tengah, kota Sampit sebelumnya terletak di tengah-tengah dan
ini menyebabkan posisinya sangat strategis. Misalnya, warga dari Buntok
mau ke Pulau Jawa, maka akan lebih dekat jika melewati Kota Sampit
daripada harus ke Kota Banjarmasin. Begitu pun kalau dari Palangkaraya,
Kuala Pembuang, maupun Kasongan. Jadi, posisi strategis tersebut akan
meningkatkan keunggulan komparatif pelabuhan laut Sampit yang dimiliki
daerah ini, terutama akan menarik perekonomian dari kabupaten yang ada
di sekitar wilayah Kotawaringin Timur. Bupati Kotawaringin Timur saat
ini adalah Sopian Hadi.
Kota Sampit terletak di tepi Sungai Mentaya. Dalam Bahasa Dayak Ot
Danum, Sungai Mentaya itu disebut batang danum kupang bulan. Sungai
Mentaya ini merupakan sungai utama dan dimanfaatkan sebagai prasarana
perhubungandi Sampit. Sungai mentaya merupakan sungai kebanggan
masyarakat sampit karena luas dan panjangnya sungai mentaya, sehingga
saampit bisa di sebut dengan sebutan kota mentaya.
Hingga kini, yang masih menjadi pertanyaan adalah asal kata Sampit itu
sendiri. Menurut beberapa sumber, kata Sampit berasal dari bahasa Cina
yang berarti “31” (sam=3, it=1). Disebut 31, karena pada masa itu yang
datang ke daerah ini adalah rombongan 31 orang Cina yang kemudian
melakukan kontak dagang serta membuka usaha perkebunan (Masdipura;
2003).
Mungkin juga karena Orang pertama yang membuka daerah kawasan Sampit
pertama kali adalah orang yang bernama Sampit yang berasal dari
Bati-Bati, Kalimantan Selatan sekitar awal tahun 1800-an. Sebagai bukti
sejarah, makam “Datu” Sampit sendiri dapat ditemui di sekitar Basirih.
“Datu” Sampit mempunyai dua orang anak yaitu Alm. “Datu” Djungkir dan
“Datu” Usup Lamak. Makam keramat “Datu” Djungkir dapat ditemui di daerah
pinggir sungai mentaya di Baamang Tengah, Sampit. Sedangkan makam
“Datu” Usup Lamak berada di Basirih.
LOGO KOTA SAMPIT
Lambang
Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur berbentuk “TALABANG” (Perisai) seg
empat dengan warna dasar hijau tua bergaris sisi dengan putih didalam
dan merah di luar. Di dalam Talabang terdapat bentuk Tajau (Belanga)
yang dilingkari dengan tali yang bermata 59 (Lima Puluh Sembilan) yang
didalamnya terdapat lingkaran padi dan kapas berbentuk bulat yang
melambangkan kebulatan tekat serta kesetiaan rakyat kepada pemerintah
sekaligus melambangkan kekayaan rakyat daerah. Dengan penjelasan sebagai
berikut :
a. Talabang (Perisai) pada umumnya adalah salah satu alat penangkis dan kesanggupan mempertahankan diri dengan gagah berani.
b. Warna merah : Melambangkan keberanian dan kepahlawanan
Warna putih : kesucian dan kejujuran
Warna kuning : kesetiaan dan keluhuran
Warna hijau tua : kesuburan dan kemakmuran
Warna hitam : keteguhan dan keabadian
Warna biru : keterangan
c. Tajau (belanga) yang dilingkari dengan tali bermata
sebanyak 59 (lima puluh sembilan) pada leher terdapat 4 (empat) bunga
telinga. Angka 59 dan 4 melambangkan tahun dan tanggal disahkannya
daerah tingkat II Kotawaringin Timur sebagai daerah otonom.
Didalam Talabang yang berbentuk perisai terdapat lukisan-lukisan yang merupakan unsur lambang dengan penjelasan sebagai berikut.
a. Bintang Segi Lima/Bintang Lima
Melambangkan Pancasila lambang dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
b. Batang Beringin/Pohon Beringin
Melambangkan sejarah nama Kotawaringin serta sekaligus melambangkan
satuan pada umumnya. Akar dan 5(lima) kelompok daun rimbun
melambangkan “pengayoman” yang berasaskan Pancasila. Berakar tunjang 8
(delapan) buah melambangkan bulan kemerdekaan Republik Indonesia.
Warna hijau berarti kesuburan Daerah Tingkat II Kotawaringin Timur
c. Jukung Patai/Perahu Patai
Adalah alat perhubungan khas daerah dalam segala bentuk keperluan lalu lintas sungai
d. Satu Sungai
Melambangkan data monografi sungai mentaya
e. Mandau
Adalah suatu senjata tradisional yang diciptakan oleh nenek moyang suku dayak. Senjata ini digunakan untuk menghadapi musuh
f. Sipet
Adalah suatu senjata leluhur suku dayak yang paling ampuh
g. Parei/Padi
Berwarna kuning adalah makanan pokok Bangsa Indonesia.
berwarna kuning dan sebanyak 45 butir melambangkan tahun kemerdekaan Republik Indonesia
h. Kapas
Adalah bahan sandang rakyat Indonesia sebanyak 17 biji melambangkan
tanggal kemerdekaan Republik Indonesia. Tangkai kapas dan padi
bersilang ditautkan dengan 17 lingkaran tali. Angka yang melambangkan
disahkannya Daerah TIngkat II Kotawaringin Timur sebagai daerah
otonom.
i. Tali yang melingkar tajau dan ikatan pada kapas,
padi dibawah bintang segi lima melambagkan ikatan persatuan yang tak
terberaikan dalam suatu wadah tertentu serta merta sinari cahaya
keagungan Pancasila yang dipancarkan oleh bintang segi lima
j. Motto “Habaring Hurung”
“Habaring Hurung” dalam bahasa dayak yang berarti bahandep/gotong royong
dalam pita berwarna kuning bagian atas dan warna putih bagian bawah.
KEBUDAYAAN
SISTEM RELIGI DAN KEPERCAYAAN
Sejak awal kehidupannya, orang yang tinggal di sampit kebanyakan suku
dayak telah memiliki keyakinan yang asli milik mereka, yaitu Hindu
Kaharingan yang berarti “air kehidupan”. Keyakinan tersebut, menjadi
dasar adat istiadat dan budaya mereka. Agama Kaharingan hingga saat ini
masih dianut oleh sebagian besar orang Dayak, walau pada kenyataannya,
tidak sedikit orang Dayak yang telah menganut agama Islam, Kristen,
Katholik. Demikian pula tidak semua penduduk pedalaman Kalimantan adalah
orang Dayak, karena telah berbaur dengan penduduk dari berbagai suku
akibat perkawinan dan berbagai sebab lain. Walaupun demikian, tradisi
lama dalam hidup keseharian mereka masih melekat erat tidak hanya dalam
bahasa, gerak-gerik, symbol, ritus, serta gaya hidup, namun juga dalam
sistem nilai pengartian dan pandangan mereka dalam memaknai kehidupan.
SISTEM KEMASYARAKATAN ATAU ORGANISASI SOSIAL
Sistem kekerabatan orang Kalimantan Tengah, didasarkan pada prinsip
keturunan, yang menghitungkan hubungan kekerabatan melalui laki-laki
maupun wanita. Pada masa dahulu, kelompok kekerabatan yang terpenting
masyarakat mereka adalah keluarga kecil yang timbul kalau ada keluarga
luas yang utrolokal, yaitu sebagai dari anak-anak laki-laki maupun
perempuan sesudah kawin membawa keluarganya masing-masing, untuk tinggal
dalam rumah orang tua mereka, sehingga menjadi suatu keluarga luas.
Perkawinan
- Perkawinan Yang Boleh Dilakukan Dalam Keluarga Paling Dekat
1. Antara saudara sepupu dua kali. Perkawinan antara gadis dan bujang
bersaudara sepupu derajat kedua (hajenan), yaitu sepupu dan kakek yang
bersaudara.
2. Sistem endogamI (perkawinan yang ideal), yaitu perkawinan dengan sesama suku dan masih ada hubungan keluarga.
- Perkawinan Yang Dilarang :
1. Incest/ Salahoroi, anak dengan orangtua
2. Patri parallel – cousin, perkawinan antara dua sepupu yang ayah-ayahnya bersaudara sekandung.
3.Perkawinan antara generasi-generasi yang berbeda (contoh: tante + ponakan).
- Pola Kehidupan Setelah Menikah :
1. Pola matrilokal, suami mengikuti pihak keluarga istri,
2. Pola neolokal, terpisah dari keluarga kedua belah pihak. Ketika
Huma Betang (longhouse) masih dipertahankan, keluarga baru harus
menambah bilik pada sisi kanan atau sisi kiri huma betang sebagai tempat
tinggal mereka.
Kelahiran
Untuk proses kelahiran di kota sampit terbagi menjadi :
1. Mandi – Mandi
Budaya bemandi-mandi biasa dilakukan saat usia kehamilan seseorang
sudah memasuki 7 bulan. Acara adat sebagai perwujudan rasa syukur dan
sekaligus permohonan kepada Allah SWT supaya diberikan kemudahan dan
kelancaran selama menjalani masa kehamilan dan saat melahirkan kelak.\
2. Mengubur ari ari
Setelah anak bayinya keluar kemudian memotong tali pusar dan menguburkan ari-ari bayi.
3. tasmiah atau aqiqah
Kemudian setelah bayi berumur satu minggu atau lebih, ada upacara yang disebut tasmiah atau aqiqah
(pemberian nama), dengan susunan acara sebagai berikut: pembacaan
Ayat-ayat Suci Al Quran (Surat Ali Imran), pemberian nama oleh mualim atau penghulu, dan barjanji. Sebagai catatan, dalam barjanji itu, ketika dibaca kalimat asyrakal semua hadirin berdiri, kemudian bayi dikelilingkan. Mereka, termasuk mualim atau penghulu, diminta untuk menepung-tawari si bayi dengan baburih-likat. Dengan berakhirnya upacara tasmiah ini, maka berakhirlah rangkaian upacara kelahiran pada masyarakat Banjar.
Kematian
Jika ada kematian, seluruh warga kampung datang membantu keluarga
yang sedang berkabung. Biasanya salah seorang perempuan dari setiap
keluarga datang ke rumah keluarga yang sedang berduka cita sambil
membawa sejumlah beras. Sementara itu, para lelakinya, disamping
membantu dalam persiapan penguburan, juga mempersiapkan kayu-kayu yang
diperlukan untuk masak-memasak dalam rangka selamatan/arwahan.
Orang yang meninggal, mayatnya ditutup dengan bahalai (kain panjang)
kemudian dibaringkan dengan posisi membujur ke arah baitullah (kiblat).
Di sisinya disediakan buku (Surat Yasin) atau Al Quran. Dengan demikian,
siapa saja yang ingin mengirimkan doa kepada yang meninggal dapat
mengambil dan membacanya. Sementara itu, pihak keluarga yang meninggal
merundingkan mengenai proses pemakamannya, seperti: memandikan mayat,
waktu pemakaman, dan orang-orang yang menyembahyangkan mayat.
Disini juga diadakan selamatan yang berkenaan dengan kematian tidak
hanya dilakukan pada malam pertama (turun tanah) saja, tetapi juga malam
ke-2 (mendua hari), ke-3 (meniga hari), ke-7 (memitung hari), ke-25
(mayalawi), ke-40 (mematang puluh) dan ke-100 hari (manyaratus hari)
terhitung dari meninggalnya seseorang.
Adapun pantangan-pantangan (pamali) yang harus dihindari pada waktu upacara turun tanah/baaruwah (pengburan) antara lain:
a. Tidak boleh menyajika pisang untuk hidangan atau membawa
naik kerumah tempat orang yang meninggal tersebut sampai maniga hari,
dikarenakan bisa menimbulkan bapusang-pusang atau huru-hara, atau tidak
tentram.
b. Tidak boleh menyajikan wadai lapis atau kue lapis untuk
hidangan baaruwah tersebut, karena bisa menyebabkan yang meninggal
berlapis-lapis atau beruntun dikenai musibah.
c. Barang yang disuguhkan pada upacara tersebut harus
benar-benar yang halal. Karena jika tidak memenuhi persyaratan ini,
nantinya pahalanya tidak sampai kepada yang dihadiahi/kepada simati.
Ini menurut orang yang mempercayai hal tersebut sih.
SISTEM PENGETAHUAN
Seperti halnya suku bangsa lainnya di dunia, masyarakat kota sampit
juga memiliki sistem pengetahuan sendiri. Adapun sistem pengetahuan yang
dimiliki meliputi:
- Pengetahuan tentang alam
- Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan
- Pengetahuan tentang tubuh, sifat dan tingkah laku sesama manusia
- Pengetahuan tentang ruang dan waktu
BAHASA
Sampit menggunakan Bahasa Indonesia, tapi yang paling sering dipakai
orang adalah Bahasa Banjar (Namun tetap Bahasa Dayak, Bahasa Jawa,
Bahasa Madura tetap sering terdengar).
Bahasa Sampit adalah sebuah bahasa Melayu Dayak. Pada mulanya
penduduk asli penutur bahasa Sampit bermukim di kampung-kampung yang
saling berjauhan letaknya tersebar di daerah aliran sungai. Mobilitas
penduduknya terhambat akibat kondisi geografis yang terisolasi. Lagi
pula kampung-kampung itu kebanyakan terpencil oleh hutan rimba,
rawa-rawa, bukit dan sungai mempersulit kontak antar kelompok. Keadaan
seperti itu menyebabkan penutur bahasa yang sama setelah terpisah dalam
kelompok-kelompok lama kelamaan menjadi kendala saling paham semakin
berkurang.
KESENIAN
Tarian- Tari Giring Giring
Salah satu cara mengungkapkan kegembiraan dan rasa senang masyarakat
Kalimantan khususnya Kalimantan Tengah adalah menari tari Giring-giring.
Awal mulanya Tari giring-giring merupakan tarian yang berasal dari suku
dayak Ma’anyan dan dipopulerkan oleh suku tersebut. Lalu berkembang di
daerah Kalimantan Tengah. Giring-giring atau bahasa masyarakat
kalimantan adalah gangerang merupakan bambu yang berisi biji piding.
Hal itu disimbolkan dengan cara menari tari giring-giring yaitu
menghentakkan satu tongkat Gantar yang dipegang tangan kiri ke lantai
sedangkan tangan kanan memegang bambu yang berisi kerikil serta di
goyangkan agar tercipta bunyi yang khas. Kaki-kaki penari mengikuti
irama musik bergerak maju mundur. Ketepatan tangan dan kaki yang
bergerak bersamaan merupakan bagian yang unik dan menjadi perhatian
penonton dari tari giring-giring.Benda yang dibawa oleh penari yaitu
bambu tipis (telang) berisi biji “piding” dan digoyangkan sehingga
menciptakan nada yang ritmis adalah giring-giring. Nama benda
giring-giring menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tarian ini
sehingga dinamakan tari Giring-Giring. Kegiatan tari giring-giring
banyak dilakukan pada acara perjamuan, peresmian atau acara adat yang
menggambarkan rasa gembira dan rasa senang.
- Tari Manasai
Manasai adalah satu jenis tari pergaulan yang ada pada
masyarakat di Kalimantan Tengah. Tarian ini dilakukan oleh beberapa
orang peserta, pria dan wanita yang berdiri berselang-seling antara pria
dan wanita dalam satu lingkaran. Dimulai dengan semua menghadap kedalam
lingkaran, kemudian berputar ke arah kanan, sambil melakukan gerak maju
bergerak berlawanan arah jarum jam. kemudian menghadap ke arah luar
lingkaran, berputar lagi ke arah kiri sambil melakukan gerak maju.
Begitu seterusnya sambil berputar terus berlawanan arah jarum jam dengan
mengikuti irama lagu pergaulan yang berjudul sama, lagu manasai. Setiap
gerakan kaki dalam tarian ini, mirip dengan gerakan dalam irama. Tidak
ada batasan usia dalam tarian ini. siapapun dan dalam usia berapapun
boleh bergabung. Bergabung kedalam lingkaran tari dapat dilakukan kapan
saja, mengikuti irama lagu. Dengan bertambahnya peserta yang ikut
bergabung, maka lingkaran tari pun akan semakin membesar. Dan semakin
banyak peserta tari, irama musik pun bisa semakin dipercepat, dan
suasana gembira serta meriah pun akan terbentuk dan tercipta.
Rumah Adat
- Rumah betang
Rumah adat Kalimantan Tengah dinamakan rumah betang. Rumah
itu panjang bawah kolongnya digunakan untuk bertenun dan menumbuk padi
dan dihuni oleh ±20 kepala keluarga. Rumah terdiri atas 6 kamar, antara
lain untuk menyimpan alat-alat perang, kamar untuk pendidikan gadis,
tempat sesajian, tempat upacara adat dan agama, tempat penginapan dan
ruang tamu. Pada kiri kamam ujung atap dihiasi tombak sebagai penolak
mara bahaya.
Pakaian Adat
- Pakaian Pengantin
Pengantin pria Kalimantan Tengah memakai celana panjang sampai lutut,
selempit perak atau tali pinggang dan tutup kepala. Perhiasan yang
dipakai adalah inuk atau kalung panjang, cekoang atau kalung pendek dan
kalung yang terbuat dari gigi binatang. Pengantin wanita memakai kain
berupa rok pendek, rompi, ikat kepala dengan hiasan bulu enggang, kalung
dan subang.
- Pakaian Perang
Pakaian berperang dapat dijumpai di masyarakat Dayak Kalimantan
Tengah. Pakaian berperang tersebut terbuat dari kulit kayu, kulat
binatang, dan di hiasi logam. Seringkali pakaian berperang itu
dilengkapi dengan tulisan-tulisan (rajah) dengan tujuan menangkal
sipemakai ketika berperang atau berkelahi, sehingga ia selamat. Pakaian
berperang disebut juga Baju Basurat.
Seni Vokal- Karungut
Karungut adalah sebuah kesenian tradisional dari Kalimantan
tengah. Seni ini berupa sastra lisan atau juga bisa disebut pantun yang
dilagukan. Karungut merupakan karya yang dijunjung masyarakat Dayak
sebagai sastra besar klasik dan merupakan semacam pantun atau gurindam.
Pelantun karungut mengisahkan syair-syair kebajikan dengan meramu
bermacam legenda, nasihat, teguran, dan peringatan mengenai kehidupan
sehari-hari. Karungut sering dilantunkan pada acara penyambutan tamu
yang dihormati. Salah satu ekspresi kegembiraan dan kebahagiaan
diungkapkan dalam bentuk Karungut.
- Kecapi
KECAPI merupakan alat musik petik khas Kalimantan Tengah yang bisa
digunakan oleh masyarakat suku Dayak untuk mengiringi lagu khas
Kalimantan Tengah seperti Badeder/Deder (nyanyian pantun), Karungut,
Dodoi (nyanyian saat mendayung perahu/sampan/rakit). Kecapi juga dapat
digunakan untuk mengiringi tari – tarian khas Kalimantan Tengah dalam
sebuah festival atau dalam menyambut tamu besar, Mansana (bercerita),
acara perkawinan, acara kelahiran dan segala macam lainnya dech. Tapi
kalau dulu kala Kecapi lebih banyak digunakan untuk mengantar para
pahlawan – pahlawan jaman dulu untuk maju berperang melawan musuh.
- Garantung
GARANTUNG atau gong merupakan salah satu alat musik yang digunakan
masyarakat Suku Dayak. Selain garantung masyarakat Dayak juga
menyebutnya dengan gong dan agung. Garatung diklasifikasikan sebagai
salah satu alat musik dalam kelompok idiophone yang terbuat dari bahan
logam; besi, kuningan, atau perunggu.
- Katambung
Katambung adalah alat music perkusi sejenis gendang yang biasa
digunakan dalam upacara – upacara adat. Ukuran panjang 75cm terbuat dari
kayu ulin dan bagian yang dipukul dengan telapak tangan terbuat dari
kulit ikan buntal yang telah dikeringkan berdiameter 10cm.
- Rebab
Seni Patung/Pahat
- Seni Pahat patung Sapundu
- Tatto
Secara relijius tato bagi masyarakat Suku Dayak pada umumnya,
merupakan sebuah ‘obor’ yang akan menerangi perjalanan hidup seseorang
menuju alam keabadian, setelah kematian. Sehingga tidak herang mereka
memiliki pemahaman, semakin banyak memiliki tato makan jalan kehidupan
mereka semakin terang dan jalan menuju ke alam keabadian semakin lapang.
Namun tidak semua Suku Dayak memiliki konsepsi yang sama, bahkan ada
dari subsuku Dayak yang tidak memiliki tradisi tato, seperti masyarakat
Dayak Meratus di Kalimantan Selatan dan Suku Maanyan di Provinsi
Kalimantan Tengah.
- Anyaman
Anyaman tradisional suku Dayak di Kalimantan memiliki pesona
tersendiri yang selama ini diabaikan. Dibandingkan dengan anyaman suku
lain, anyaman Dayak membutuhkan teknik pengerjaan yang tinggi karena
tingkat kompleksitasnya. Desain yang rumit serta motif yang beragam dan
kaya warna membuat anyaman ini disebut sebagai anyaman terbaik di dunia.
SISTEM MATA PENCAHARIAN
Sampit lebih dipusatkan pada kegiatan perdagangan dan industri. Ini bisa
ditelusuri dari adanya bukti peninggalan sejarah yakni kawasan
Pelabuhan Sampit dan PT. Inhutani III yang dulu dikenal dengan nama N.V.
Bruinzell serta perusahaan Remiling yang bergerak dibidang pertanian.
Kebanyakan pendapatan masyarakat berasal dari perkebunan sawit. Yang
sebelumnya daerah ini merupakan penghasil kayu hutan dan kayu sudah
mulai langka, masyarakat dan perusahaan mulai beralih ke perkebunan
sawit. Kondisi geografis yang merupakan dataran rendah di kota sampit
sehingga sangat mendukung untuk perkebunan di daerah ini.selain
perkebunan sawit pendapatan daerah ini juga berasal dari hasil ikan,
perkebunan karet serta tambang batubara.
SISTEM PERALATAN HIDUP
1. Mandau
Mandau Merupakan senjata utama dan merupakan
senjata turun temurun yang dianggap keramat. Bentuknya panjang dan
selalu ada tanda ukiran baik dalam bentuk tatahan maupun hanya ukiran
biasa. Mandau dibuat dari batu gunung, ditatah, diukir dengan
emas/perak/tembaga dan dihiasi dengan bulu burung atau rambut manusia.
Mandau mempunyai nama asli yang disebut “Mandau Ambang Birang Bitang
Pono Ajun Kajau”, merupakan barang yang mempunyai nilai religius, karena
dirawat dengan baik oleh pemiliknya. Batu-batuan yang sering dipakai
sebagai bahan dasar pembuatan Mandau dimasa yang telah lalu yaitu: Batu
Sanaman Mantikei, Batu Mujat atau batu Tengger, Batu Montalat.
2. Sipet / Sumpitan
Sipet / Sumpitan Merupakan senjata utama
suku dayak. Bentuknya bulat dan berdiameter 2-3 cm, panjang 1,5 – 2,5
meter, ditengah- tengahnya berlubang dengan diameter lubang ¼ – ¾ cm
yang digunakan untuk memasukan anak sumpitan (Damek).Ujung atas ada
tombak yang terbuat dari batu gunung yang diikat dengan rotan dan telah
di anyam. Anak sumpit disebut damek, dan telep adalah tempat anak
sumpitan.
3. Dohong
Dohong Senjata ini semacam keris tetapi
lebih besar dan tajam sebelah menyebelah. Hulunya terbuat dari tanduk
dan sarungnya dari kayu. Senjata ini hanya boleh dipakai oleh
kepala-kepala suku, Demang, Basi.
TEMPAT WISATA
- Ujung Pandaran
Tempat wisata di daerah kota sampit adalah pantai pandaran
yang lokasinya berada di muara sungai mentaya. Jarak yang harus di
tempuh dari sampit ke pantai pandaran sekitar 200km dengan waktu tempuh
sekitar 7 jam karena jalannya yang belum di aspal. Tempat wisata yang
lain adalah adanya taman anggrek di daerah pambuang hulu yang merupakan
ujung dari kota sampit. Waktu tempuh dari sampit ke pembuang hulu sekitar 3 jam perjalanan baik melalui angkutan darat atau angkutan sungai.
- Sungai Bakau
NAMA wisata Sungai Bakau ini rupanya
diberikan penduduk sekitar karena di pinggiran pantai banyak ditumbuhi
tanaman bakau. Sebagiannya sengaja ditanam penduduk sekitar untuk
menjaga permukaan pantai dari abrasi (pengikisan oleh air laut).
CIRI KHAS KOTA SAMPIT
- Bundaran Kecil (Segi Tiga Emas)
- Taman Kota Sampit
- PPM (Pusat Perbelanjaan Mentaya)
- Patung Jelawat
Salah satu jenis ikan jelawat berukuran besar yang akan menjadi ikon Kota Sampit, tapi ini masih rancana :D
. Dengan dijadikannya ikan jelawat menjadi ikon Kota Sampit diharapkan
masyarakat dapat lebih melestarikan dan membudidayakan jenis ikan
tersebut.
Makanan Yang Bisa diJadikan Ciri Khas Sampit
- Nasi Kuning
- Dami
Dami adalah kulit Tiwadak (cempedak) yang dibersihkan dan digoreng. Dimakan sebagai makanan pendamping dengan nasi.
- Bingka
Bentuknya seperti bunga. Sebenarnya Bingka ini berasal dari Banjar.
Bingka di Sampit hanya ditemui di bulan Ramadhan, banyak penjual makanan
yang akan menjualnya, namun sangat langka di bulan yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar